Jumat, 25 Februari 2011

laskar pelangi

ga setelah menonton filmnya di hari kedua.
Secara keseluruhan film ini sangat bagus. Ceritanya cukup menggugah emosi dan gambar-gambar yang ditampilkan cukup membuat anakku berdecak kagum, “Emang itu di Indonesia Pa?, kok bagus amat? Emang ada tempat seperti itu di Indonesia?” Dan sejumlah pertanyaan lainnya yang membuatku kewalahan melayaninya. Memang harus diakui, bahwa pengambilan gambarnya sangat bagus, sehingga lokasi yang biasa-biasa saja terlihat sangat eksotis.
Karena aku tidak punya kapasitas dalam hal sinematografi, maka secara pandangan awam aku menyatakan suka dengan film ini. Meski aku juga harus jujur mengatakan bahwa visualitas yang ditinggalkannya di benakku setelah film ini berakhir tidak sekuat apa yang ditinggalkan film Ayat-Ayat Cinta. Kesan yang ditimbulkannya di hatiku tidak begitu dalam. Soundtrtacknya sepertinya tidak membuat film ini menjadi sesuatu yang bisa dikenang lama. Semoga aku salah!
Walaupun begitu, aku tetap menyatakan bahwa film ini wajib ditonton oleh semua khalayak, terutama para pelajar kota, orangtua dan praktisi pendidikan. Film ini berusaha menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. Kunci utamanya ada pada diri kita; mau atau tidak?
Guru Luar Biasa = Murid Luar Biasa
Pak Harfan dan Bu Muslimah adalah dua orang guru yang luar biasa. Tekad mereka untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak tersebut telah mengalahkan pandangan keduniawian mereka. Sepertinya harta benda bukanlah tujuan utama. Mereka tetap bertahan di sekolah tersebut meski nyawa menjadi taruhannya.
Semangat itulah yang mereka tularkan kepada anak-anak hebat tersebut. Satu pesan Pak Harfan yang membuatku terkesan adalah: “Berilah sebanyak-banyaknya dan jangan minta sebanyak-banyaknya“. Tampak sebuah dorongan semangat keikhlasan yang luar biasa yang beliau tularkan kepada para Laskar Pelangi tersebut.
Kaya Ilmu = Kaya Harta
Lintang seorang anak nelayan miskin yang telah ditinggal ibunya untuk selamanya, memberi inspirasi semangat keilmuan bagiku. Meski harus menjaga adik-adiknya, tapi dia tetap bersemangat berangkat menuju sekolah reotnya yang berjarak hampir 80 km. Bahkan, di tengah jalanpun dia harus berbagi jalan dengan seekor buaya muara. Prinsipnya; “Untuk keluar dari segala kemelaratan ini, aku harus pintar dan berilmu…!”
Meski tekadnya untuk menuntut ilmu harus berhenti di tengah jalan karena kematian menjemput ayahnya, tapi semangat keilmuan itu tetap dia pertahankan. Di masa dewasanya, semangat itu dia tularkan kepada putrinya. Sungguh sebuah perjuangan yang luar biasa.
Kritikan Untuk Muhammadiyah
Secara tidak langsung, film ini telah mengangkat nama Muhammadiyah. Dengan dijadikannya sekolah Muhammadiyah sebagai lokasinya, tentu saja membuat nama Muhammadiyah semakin dikenal orang. Tapi, bagiku ini merupakan sebuah kritikan hebat bagi Muhammadiyah.
Melalui film itu sepertinya terlihat bagaimana tidak pedulinya pimpinan Muhammadiyah dari tingkat cabang sampai pusat dengan keadaan sekolah yang sudah nyaris rubuh tersebut. Pertanyaanku, apakah di masa itu tidak ada koordinasi maupun pengawasan dari pihak Muhammadiyah, sehingga membiarkan sekolah itu berjalan seperti itu? Entahlah!
Tapi yang pasti, pengalamanku belasan tahun yang lalu menunjukkan kebenaran kegelisahanku. Ketika aku dan beberapa kawan merintis sebuah sekolah dengan label Muhammadiyah di tengah hutan di sebuah desa terpencil di kota kaya minyak, Duri Riau, menunjukkan kebenaran ini. Di masa awal perintisan, sedikitpun kami tidak mendapat perhatian dari pimpinan Muhammadiyah. Tapi, begitu keberhasilan mulai nampak, berduyun-duyun mereka mendatangi kami dan memperkenalkan diri sebagai orang Muhammadiyah. Hah… film ini menggugah kembali memoriku yang indah sekaligus pahit bersama sekolah Muhammadiyah. Ya, aku pernah pada posisi Pak Harfan dan  Bu Muslimah…
Akhirnya, dengan segala kekurangannya, aku tetap merekomendasikan film ini untuk ditonton. Sungguh, inspirasi yang ditunjukkan film ini akan dapat menggugah kita. Semoga film ini tidak berhenti sampai di sini. Kita tunggu kelanjutan sekuelnya, semoga…!
Be the first to like this post.
12 Komentar leave one →
  1. September 27, 2008 12:57 pm
    Yg saya pahami ttg Muhammadiyah, juga dr novel ‘Laskar Pelangi’ adalah niat tulus pendidikan meski dalam segala keterbatasan dan kesederhanaan. Tentu bagus bila bang Vizon lebih banyak cerita lagi ttg pengalaman perintisan sekolah itu. Kini di Yogyakarta, Muhammadiyah banyak dikenal orang/masyarakat sebagai sekolah2 mahal; meskipun cukup banyak juga yg kurang terurus dan kurang berkulaitas sehingga kekurangan murid, krn masyarakat tak berminat.
    _____________________
    sekolah Muhammadiyah di Jogja identik dengan kualitas bagus dan kemewahan, sementara di daerah saya (Riau dan Sumbar), sekolah Muhammadiyah identik dg kualitas jelek dan kesengsaraan, atau dengan kata lain: memilih bersekolah di muhammadiyah adalah karena “keterpaksaan” tidak diterima di sekolah umum favorit.
    ada keinginan untuk menceritakan pengalaman perintisan sekolah itu, tapi masih saya pikir2… intinya, apa yg saya alami, tidak jauh beda dg tokoh guru dalam laskar pelangi…
  2. September 28, 2008 1:26 am
    untuk muhammadiyah saya gak bisa komen.
    di dekat rumah juga ada sekolahnya, dan dia memang berdiri dengan dana minim, mengharapkan santunan dari donatur.
    mungkin memang begitu adanya, wallahu a’lam.
    jadi film ini a must-seen movie ya, da?
    baiklah, sudah saya catat.
    *nyuruh dik pendi nyatat juga* :mrgreen:
    _____________________
    kalau pulkam, sempatkanlah menontonnya, meski di layar tancap (bukan di teather dg layar gede…hehe…). atau lewat vcd, mudah2an segera dikeluarkan, insya Allah ambo kirimkan. tp, kalau yg bajakan sih udah banyak, mau…? hehehe….
  3. September 28, 2008 2:38 am
    wow.. nice posting… menyadarkan kan kita juga betapa harus bersyukurnya kita dengan mudahnya merengkuh ilmu di kota besar dan juga mengajari kita mencintai indonesia karena ‘begitu banyak panorama-panorama yang indah’ di indonesia yang Layak untuk dibanggakan.
    _____________________
    kita memang patut berbangga dg indonesia, karena sebenarnya memang patut dibanggakan… :)
  4. Oktober 2, 2008 7:40 am
    Gw gak sempat nonton Bang, ntar kalau diputar lagi mau nonton ach
  5. Oktober 2, 2008 7:46 am
    Sebuh kisah kehidupan yang penuh liku2
    bagus banget Bang
  6. Oktober 2, 2008 7:49 am
    Semoga Muhammaddiya dan pengurusnya sadar dan terbuka mata batinya denbga adanya
    film laskar pelangi ini
    ____________________
    insya Allah banyak pihak yg terbuka matanya dg film yg penuh inspirasi ini… kita doakan… :)
  7. Oktober 7, 2008 9:53 am
    Wah..Emang film laskar cinta ny kalo menurut saya film terbagus di tahun ny..
    Film yg bagus adalah yang mengandung banyak pesan moral, mengedepankan kesederhanaan, serta mengangkat kekayaan alam dan budaya Indonesia, semua hal tersebut ada dalam film ny. Saya sangat menganjurkan siapa pun untuk menonton film ny karena sangat banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan dibanding film2 jaman sekarang yang saya rasa kebanyakan tidak mendidik
    ____________________
    film ini mendidik…? setuju…
    tp, judulnya kan laskar pelangi, bukan laskar cinta, hayoo penggemar dewa19 ya… hahaha… :
  8. Ivan permalink
    Oktober 8, 2008 4:09 pm
    SD Muhammadiyah dlm buku dan visual di filmnya itu sebenarnya tidak separah sperti itu mas…emang msh dinding papan tetapi tidak miring sampai perlu disanggah dengan pohon biar tidak roboh.Msh ingat waktu kecil sering bermain disitu (SD Muhammadiyah yang asli di Jalan Teratai Gantung-Belitung, sekarang udah nggak ada lagi dan bangunan tsb menjadi Madrasah Tsanawiyah). Kursinya tinggi nyambung dengan mejanya (mirip mimbar di masjid). Emang kayaknya itu sekolah enggak ada perhatian dari empunya (Muhammadiyah). Yah..salut buat Andis (si Andrea/eh saya juga tdk tau kalo masa kecil dulu nama kamu Andrea..taunya aku cuma Andis dan Iron)..
    Pemandangan alamnya bagus kan? (promosi nih).
    Trims
    _____________________
    setahu saya, film memang harus didramatisir begitu, biar emosinya dapat…
    eh, berarti bang ivan ini salah satu “pelaku sejarah” dalam laskar pelangi nih…?
    wah, senang berkenalan… tapi kok gak ada url-nya?
  9. Oktober 9, 2008 6:49 am
    Hehehe ..
    kalau kita baca bukunya …
    sebetulnya ada satu kritikan lagi Uda …
    Yaitu …
    Untuk PT Timah …
    salam saya
    _____________________
    benar tuh pak…
    penggambaran pt. timah dalam kisah tersebut mestinya jadi bahan perenungan buat perusahaan2 eksplorasi di indonesia. jangan hanya mau menyedot kekayaan alam indonesia, tapi juga kudu memperhatikan sekelilingnya…
  10. Oktober 10, 2008 6:09 am
    Hai Uda
    Saya juga sudah nonton Laskar Pelangi, tapi berbeda dengan Uda, kesan yang mendalam justru saya dapatkan di film ini ketimbang Ayat-Ayat Cinta. Menurut saya Ayat-Ayat Cinta lebih mirip sinetron (ya, pastinya karena soal perbedaan fiksi dan cerita hidup seseorang).
    Laskar Pelangi adalah film Indonesia yang paling baik (yang pernah saya tonton). Dari awal sampai akhir, dia tidak mengajarkan moral secara menggurui, tapi kita sendiri yang mencernanya dan menganggapnya bahwa itu adalah moral yang harus dipelajari. Ini hebat Uda.
    AH, sebentar lagi saya juga akan tulis review-nya ah… :)
    Eniwei,
    Muhamadiyah di kota saya malah megah sekali, Uda. sekolah mahal.
    Oya,
    saya tunggu ceritanya tentang Uda yang menjadi ‘Pak Harfan’…
    _____________________
    masing2 kita punya kesan sendiri2 nonton kedua film itu, tergantung kepada emosi yg melatari kita… :)
    cerita tentang saya yg jadi “pak harfan” lagi dipertimbangkan untuk diungkap, dipilih2 dulu mana yg pantas dan tidak, karena banyak pihak yg terkait, takut menyinggung mereka… atau minta tolong lala yg bikinkan dalam bentuk fiksi ya, secara dirimu sekarang sudah jadi penulis…. hehehe…. :)

laskar pelangi


laskar pelangi

LASKAR PELANGI

Tokoh-tokoh cerita di dalam novel laskar pelangi.
  1. Ikal
  2. Lintang
  3. Sahara
  4. Mahar
  5. A Kiong
  6. Syahdan
  7. Kucai
  8. Borek aka Samson
  9. Trapani
  10. Harun
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

Sinopsis

Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!
Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!

Watak tokoh :

Tokoh-tokoh yang muncul dalam Laskar Pelangi: Laskar Pelangi
  • Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
  • Lintang : Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
  • Sahara : Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
  • Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
  • A Kiong : Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
  • Syahdan : Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
  • Kucai : Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
  • Borek : Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
  • Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya.
  • Harun : Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
Watak tokoh-tokoh Lain
  • Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A. Musimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
  • Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
  • Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.
  • A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tingga
  • D. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

1. Unsur Intrinsik
a) Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.

b) Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.
Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.
Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.

c) Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.

Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.

d) Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.

e) Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

laskar pelangi



Buat temen-temen yang suka baca, gw mo kasih referensi buat kalian sebuah novel keren nih… Novel ini karya putra bangsa yang cukup berbakat. Walaupun novel ini adalah novel perdananya namun sang pengarang tampaknya cerdik dalam membidik pangsa pasarnya yang haus akan karya-karya cemerlang, baru dan segar. Buktinya novel ini termasuk kedalam daftar deretan novel-novel best seller. Yah.. siapa tau aja temen-temen blom baca novel ini, Judul novel ini tak lain adalah Laskar Pelangi, sebuah novel lokal yang unik dan sangat menarik untuk dibaca juga dikoleksi oleh teman-teman. Novel ini mengangkat kisah perjalanan hidup sang penulisnya yang bernama Andrea Hirata Seman pada saat menduduki awal bangku SD sampai dengan tamat bangku SMP. Novel memberikan gambaran kepada kita betapa tragisnya dunia pendidikan di Indonesia, khususnya didaerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Novel ini juga sarat akan pesan moral yang menggugah hati.

Oiyaa… karena menariknya novel ini, dikabarkan sempat dibahas khusus dalam acara Talk Show Kick Andy di saluran Metro TV. Sang Penulis beserta guru-gurunya di Sekolah Muhammadiyah sempat hadir dan diwawancarai. Sayangnya pada saat itu aq gak nonton, abis gak ada yang kasih tau sih :(

ALUR CERITA SINGKAT
Pada saat itu sang penulis akan diterima pada Sekolah Dasar Swasta dan mulai menjalani kehidupan bersekolah saat menduduki awal bangku SD sampai dengan tamat bangku SMP bersama dengan teman-teman sekelasnya yang hanya berjumlah 9 orang di Sekolah yang bernama SD Muhammadiyah. Karena jumlah siswanya yang terlalu sedikit, hampir-hampir sekolah ini ditutup lantaran jumlah muridnya dalam 1 kelas tidak memenuhi kuota yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan saat itu yaitu minimal 10 murid siswa per kelasnya. Di saat yang mendebar-debarkan akhirnya ada seorang calon murid terakhir yang akhirnya diterima sehingga mengenapi angka ganjil menjadi 10 murid siswa. Perkenalanpun dimulai diantara mereka dengan menyebutkan nama masing-masing di depan ruang kelas. Lambat laun mereka menjadi sebuah “tim” yang solid dan kompak, mereka saling tolong menolong apabila diantara mereka mendapatkan kesulitan. Mereka, Sang Penulis beserta teman-teman sekelasnya yang berjumlah 10 orang menyebut diri mereka Laskar Pelangi.

Sekolah Muhammadiyah berada di pedalaman yang jauh dari pusat kota yang terletak di Pulau Belitong. Pulau Belitong bukanlah suatu pulau yang daratannya cocok untuk bertani dan bercocok tanam. Namun Pulau Belitong adalah pulau yang kaya akan kandungan timah. Sekolah dimana tempat mereka belajar, bukanlah sekolah elite dan mewah yang memiliki segala fasilitas pendukung pembelajaran seperti sekolah lainnya yang dideskripsikan di buku ini sebagai sekolah PN (Perusahaan Negara). Sekolah mereka hanya sebuah bangunan tua yang rapuh, reyot dan terbengkalai sehingga apabila kita melihatnya, maka sedikitpun tidak akan menumbuhkan minat untuk belajar pada sekolah ini, dengan kata lain sekolah ini biasa disebut dengan sekolah Kampung. Strata ekonomi orang tua mereka adalah berasal dari golongan tidak mampu. Rata-rata mata pencaharian orang tua mereka berasal dari profesi buruh tambang dan nelayan.

Di Akhir penghujung cerita ini akan ada pendatang baru yang membuat kelompok mereka bertambah jumlahnya menjadi 11 orang. Seorang gadis tomboy dari keluarga kaya raya. Ayahnya adalah seorang berpendidikan tinggi dan memiliki pengaruh pada suatu perusahaan milik BUMN di Pulau Belitong. Sangat kontras bila membandingkannya dengan murid-murid Laskar Pelangi lainnya. Dengan kedatangan pendatangan baru yang bernama Flo pada akhir cerita ini, alur cerita semakin menarik dan petualangan kehidupan para Laskar Pelangi lebih banyak melewati cobaan, rintangan, tantangan, dan pertentangan yang pada saat membacanya akan membuat kita selalu penasaran seperti apa ujung dari akhir cerita ini.

Selasa, 22 Februari 2011

Laskar Pelangi

Andrea Hirata dalam pameran buku di Malaysia awal April ini mengatakan Laskar Pelangi telah laku setengah juta eksemplar ! Kabar baru mengenai dunia buku Indonesia dan segala kemungkinan bisa terjadi. Tidak ada penjelasan logis mengenai mengapa buku itu laku. Ya memang tidak pernah ada yang bisa tahu sebuah buku akan laku.

Selangkapnya bias didengar di You Tube.

Andrea adalah fenomena seperti halnya Habbiburahman El Sirazy, penulis baru berlatar belakang pengalaman global. Penulis ganre baru yang melanglangbuana melihat dunia lebih luas lalu dituangkan dalam sebuah novel yang cantik.

Sepulang dari Indonesia dalam perjalanan pesawat ke London saya membaca separuh buku Laskar Pelangi. Perjalanan dua belas jam pesawat memang bukan waktu pendek, sebagian waktu dihabiskan memelototi buku ini.

Ada beberapa komentar ingin saya tulis. Pertama, pengalaman pribadi Laskar Pelangi yang dituturkan si ikal memang sebuah kisah yang mendekati pengalaman pribadi. Potret pengalaman pribadi di Pulau Belitong yang mengkontraskan kaya dan miskin, kejayaan dan kelemahan, kekukuhan, tekad keras dan cita-cita yang ditanamkan untuk kelua dari dunia yang suntuk.

Kedua, Andrea Hirata berhasil menggambarkan situasi kemiskinan yang dikontraskan dengan juragan timah PN yang kaya dan hebat. Plot seperti ini memang memberikan motivasi kepada pembaca yang menginginkan sekolah miskin Muhammadiyah dimana Laskar Pelangi berada bisa mengalahkan Goliath PN Timah dan jajarannya.

Ketiga, Andrea Hirata menguraikan novelnya dalam sebuah bahasa penuturan yang kontemplasi, memberikan ruang bahasa dialog yang singkat tapi kuat - misalnya ketika pertandingan cerdas cermat di bagian penghujung buku - sehingga pembaca bisa berkhayal sangat luas.

Keempat, tidak seperti novel lainnya, Andrea juga menyisipkan pesan-pesan moral dan bahkan pelajaran moral dari perjalanan hidup karakter si ikal dalam buku ini.

Kelima, ketika terjadi dialog dan perenungan, Andrea tidak semata-mata berkhayal tetapi mendasarkan pada pengetahuan luas dan mendalam soal sains yang menjadi minatnya padahal dia seorang ekonom by education. Nuansa menambah sisipan keilmuan ini menambah bobot Laskar Pelangi yang cukup tebal.

Keenam, tetralogi sebuah perjalanan Laskar Pelangi dalam empat jilid merupakan sebuah kunci keberhasilan lainnya sehingga pembaca seperti halnya penggemar Harry Potter harus menempuh perjalanan delapan tahun menyelesaikan semua bukunya ! Andrea tidak perlu membuat novel lainnya, cukup tetralogi untuk menyerap semua pandangan filosif dan praktis dari Andrea dari Belitong.

Saya pernah mengulas buku Sang Pemimpi dengan Andrea Hirata, sementara bisa didengarkan dulu di sini