Andrea Hirata dalam pameran buku di Malaysia awal April ini mengatakan Laskar Pelangi telah laku setengah juta eksemplar ! Kabar baru mengenai dunia buku Indonesia dan segala kemungkinan bisa terjadi. Tidak ada penjelasan logis mengenai mengapa buku itu laku. Ya memang tidak pernah ada yang bisa tahu sebuah buku akan laku.
Selangkapnya bias didengar di You Tube.
Andrea adalah fenomena seperti halnya Habbiburahman El Sirazy, penulis baru berlatar belakang pengalaman global. Penulis ganre baru yang melanglangbuana melihat dunia lebih luas lalu dituangkan dalam sebuah novel yang cantik.
Sepulang dari Indonesia dalam perjalanan pesawat ke London saya membaca separuh buku Laskar Pelangi. Perjalanan dua belas jam pesawat memang bukan waktu pendek, sebagian waktu dihabiskan memelototi buku ini.
Ada beberapa komentar ingin saya tulis. Pertama, pengalaman pribadi Laskar Pelangi yang dituturkan si ikal memang sebuah kisah yang mendekati pengalaman pribadi. Potret pengalaman pribadi di Pulau Belitong yang mengkontraskan kaya dan miskin, kejayaan dan kelemahan, kekukuhan, tekad keras dan cita-cita yang ditanamkan untuk kelua dari dunia yang suntuk.
Kedua, Andrea Hirata berhasil menggambarkan situasi kemiskinan yang dikontraskan dengan juragan timah PN yang kaya dan hebat. Plot seperti ini memang memberikan motivasi kepada pembaca yang menginginkan sekolah miskin Muhammadiyah dimana Laskar Pelangi berada bisa mengalahkan Goliath PN Timah dan jajarannya.
Ketiga, Andrea Hirata menguraikan novelnya dalam sebuah bahasa penuturan yang kontemplasi, memberikan ruang bahasa dialog yang singkat tapi kuat - misalnya ketika pertandingan cerdas cermat di bagian penghujung buku - sehingga pembaca bisa berkhayal sangat luas.
Keempat, tidak seperti novel lainnya, Andrea juga menyisipkan pesan-pesan moral dan bahkan pelajaran moral dari perjalanan hidup karakter si ikal dalam buku ini.
Kelima, ketika terjadi dialog dan perenungan, Andrea tidak semata-mata berkhayal tetapi mendasarkan pada pengetahuan luas dan mendalam soal sains yang menjadi minatnya padahal dia seorang ekonom by education. Nuansa menambah sisipan keilmuan ini menambah bobot Laskar Pelangi yang cukup tebal.
Keenam, tetralogi sebuah perjalanan Laskar Pelangi dalam empat jilid merupakan sebuah kunci keberhasilan lainnya sehingga pembaca seperti halnya penggemar Harry Potter harus menempuh perjalanan delapan tahun menyelesaikan semua bukunya ! Andrea tidak perlu membuat novel lainnya, cukup tetralogi untuk menyerap semua pandangan filosif dan praktis dari Andrea dari Belitong.
Saya pernah mengulas buku Sang Pemimpi dengan Andrea Hirata, sementara bisa didengarkan dulu di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar